Judul Buku                  : Kiai Sahal; Sebuah Biografi

Penulis                         : Tim KMF Jakarta

Penerbit                       : KMF Jakarta

Tahun Terbit                : 2012

Jumlah Halaman          : xiv+191

 

 

 

BIOGRAFI KIAI SAHAL

Perjalanan hidup seorang tokoh yang mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan mainstream pesantren sangat menarik untuk dipelajari. Fase-fase metamorfosa perjalanan hidup Kiai Sahal mulai dari masa kecil hingga pencapaian-pencapaian luar biasanya. Sejak menjadi Kiai muda hingga akhir hayatnya. Visi yang besar dalam menggali potensi pesantren sebagai agen pemberdayaan masyarakat, selain pada peran utamanya sebagai central pendidikan agama, inilah yang menjadi titik tekan ketika mengikuti biografi Kiai Sahal. Banyak perubahan telah dilakukan Kiai Sahal dalam memperbaiki sistem di dunia pesantren. Pada kenyataannya, hal itu belum banyak dilakukan oleh para Kiai bahkan dianggap tabu di dunia pesantren.

Ketika Kiai Sahal masih di Kajen, Beliau menjadi santri muda di bawah asuhan Kiai Mahfudh, ayahnya, kemudian berguru pada Mbah Abdullah Salam ketika mulai beranjak dewasa. Selain di Kajen, Kiai Sahal juga memperdalam ngajinya di Sarang. Di Sarang Beliau menemukan dimensi baru dalam mengkaji dan mendalami ilmu-ilmu agama. Hal itu terbentuk dari perenungan Beliau dalam upaya mengkontekstualisasikan apa yang dipelajarinya dengan realitas lingkungan sosial yang dilihatnya. Hal itu juga sangat didukung dengan rutinitas Beliau berdiskusi dengan gurunya. Sampai akhirnya Kiai Sahal berguru pada Syaikh Yasin di Makkah.

Kiai Sahal juga seorang figur masyarakat yang produktif. Selain menyampaikan gagasan-gagasannya melalui seminar, Beliau juga sangat aktif menulis. Buah karya pemikiran Kiai Sahal itu sangat dekat sekali dengan lingkungan sosial masyarakat. Hal itulah yang menjadikan Kiai Sahal role model perubahan sosial dalam hal pemberdayaan masyarakat, yang berasal dari unsur pesantren. Di antara beberapa lembaga fasilitasi program tersebut yang diinisiasi oleh Kiai Sahal adalah BPPM PMH, BPR Artha Huda Abadi, dan BPRS Artha Mas. Kiai Sahal berupaya mengeluarkan pesantren dari stigma sebagai lingkungan yang eksklusif. Beliau menyebut gerakan kemasyarakatan dari pesantren sebagai fikih berjalan.

Pemikiran besar itu dilatar belakangi dengan pemikiran bahwa fikih harus mampu berdialog dengan realitas sekitar, dan bertransformasi dalam praktek-praktek yang menyejahterakan umat. Bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin, fikih yang berjalan dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dapat dipahami sebagai dakwah bil hal, dalam rangka menyelesaikan persoalan yang mereka alami. Dengan demikian masyarakat akan lebih mudah memahami dan menerima syiar agama. Fikih berjalan inilah yang kemudian disebut dengan fikih sosial.

Berbicara mengenai pendidikan, menurut Kiai Sahal, pendidikan merupakan proses fundamental untuk mengembangkan potensi-potensi setiap individu. Proses fundamental itu sendiri harus dikembangkan dengan stimulan sistemik yang berkesinambungan. Oleh karena itu sistem pendidikan harus dibangun melalui perencanaan pendidikan yang baik. Meliputi kurikulum dan administrasi. Baik dalam penyelenggaraan madrasah maupun pesantren. Mengingat bagaimanapun juga madrasah pada waktu itu adalah bagian yang menyatu dari pesanttren. Bagi Kiai Sahal, perubahan harus dimulai dari sini.