Jum’at 10 November 2017, para mahasiswa peneliti PUSAT FISI kembali mengawali Forum Kamisan Mahasiswa (FKM). Ushul fiqh menjadi pokok bahasan pada diskusi yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai program studi (prodi) ini. Dalam kesempatan kali ini diskusi yang biasa dimulai pukul 09.00 di ruang aquarium IPMAFA ini membedah buku Ushul Fiqh di Mata Filsafat Ilmu karya Muhyar Fanani, peneliti yang juga pernah menyumbangkan pemikirannya untuk buku kedua PUSAT FISI.
Cabang ilmu ushul fiqh sendiri sebagai salah satu khasanah keilmuan terbesar yang dimiliki umat Islam, menurut para peneliti mahasiswa dalam FKM kian menurun eksistensinya. Misalnya ditunjukkan dengan analisis yang merujuk pada filsafat al-Jabiri terhadap epistemologi bayani, irfani dan burhani, dari situ terdapat kesimpulan bahwa umat Islam era keemasannya lebih condong memilik corak pemikiran yang sejalan dengan epistelomogi bayani dan irfani saja, dan sering mengesampingkan corak epistemologi burhani yang bercirikan rasional dan empiris dan dianggap sebagai ciri khas filsafat barat.
Di sisi lain, pada era modern sekarang, Perguruan Tinggi Agama Islam sebagai garda terdepan pengembangan keilmuan Islam di Indonesia, justru lebih sering mengembangkan disiplin ilmu hermeneutika untuk mengkaji dan menganalisa budaya Islam dan masalah keagamaan, ketimbang merujuk pada ilmu fiqh yang menjadi produk keilmuan yang mestinya digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Ditambah dengan paradigma masyarakat yang menyimpulkan bahwa fiqh hanya sebatas alat untuk beribadah saja. Pangkal masalah yang paling mendasar ialah ushul fiqh sebagai metodologi dianggap tidak mampu menelurkan sebuah hukum untuk menjawab problematika umat.
Lewat kajian fiqh sosial, mengembangkan ilmu ushul fiqh bukan menjadi tidak mungkin, untuk itu PUSAT FISI mewadahi para mahasiswa yang berminat dalam meneliti wacana ini. Lewat mutholaah diskusi ushul fiqh mulai dari kajian bab-bab awal ruang lingkup ushul fiqh, sumber hukum-hukum Islam, kaidah-kaidah ushuliyyah sampai ijtihad dan perkembangannya. Harapannya dari kegiatan-kegiatan kecil seperti ini, budaya akademik di lingkungan kampus pesantren akan lebih maju. (nm)